Seorang
guru yang baik memiliki karakter yang baik pula. Seorang guru harus mampu
menjadi teladan bagi lingkungannya di sekolah maupun di lingkungan kehidupan
pribadinya. Seorang guru harus terus menerus untuk memperbaiki kualitasnya
dalam berfikir, selalu introspeksi dari masa lalu dan memiliki visi di masa depan.
Bagi
seorang guru kimia, berfikir ilmiah baik secara deduktif maupun induktif merupakan
hal yang selalu harus dilakukan dalam kehidupannya. Filsafat ilmu sebagai
sarana berpikir ilmiah memberikan banyak gambaran tentang bagaimana memecahkan
berbagai persoalan dalam mengajarkan ilmu kimia dan mendidik siswa untuk
bersikap dan berperilaku ilmiah.
Seorang
guru kimia harus memahami ontologi ilmu kimia. Kimia adalah ilmu yang mencari
jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang
berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan
energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA mempelajari segala
sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan,
dinamika, dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada
dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai
produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan
kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan
penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia
sebagai proses dan produk[1].
Bagaimana
ilmu kimia lahir (epistemologi ilmu kimia) wajib pula dipahami oleh seorang
guru kimia, Sejarah perkembangan ilmu kimia memperlihatkan kepada kita mengenai
bagaimana ilmu kimia yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh
dan dikembangkan berdasarkan teori
(deduktif). Kimia berawal dari percobaan-percobaan yang dilakukan para ilmuwan
untuk mengubah tembaga menjadi emas, tetapi hal itu tidak pernah bisa terjadi
malah yang diperoleh adalah ilmu yang harganya melebihi emas sebagai materi.
Dan pada perkembangan selanjutnya, banyak penemuan-penemuan yang terjadi selama
usaha percobaan itu yang akhirnya berkembang menjadi ilmu kimia yang berguna
bagi kehidupan manusia di bumi ini. Seorang guru kimia seharusnya dapat
menyajikan dan mengaplikasikan dalam pembelajaran kepada siswa/peserta didik
mengenai proses percobaan di laboratorium yang ujungnya melalui penalaran dan
metode ilmiah menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia
dimuka bumi ini.
Mata pelajaran
Kimia perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peserta
didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan
untuk memasuki jenjang pendidikan yang
lebih tinggi serta mengembangkan ilmu
dan teknologi. Tujuan mata pelajaran Kimia dicapai oleh peserta didik melalui
berbagai pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri
ilmiah pada tataran inkuiri terbuka.
Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja
dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting
kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran kimia menekankan pada pemberian
pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Di dalam lampiran
Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standari isi, disebutkan bahwa mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1.
Membentuk sikap positif terhadap
kimia dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
2.
Memupuk sikap ilmiah yaitu
jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis,
dan dapat bekerjasama dengan orang lain
3.
Memperoleh
pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen,
dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan
melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan dan penafsiran data,
serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis
4.
Meningkatkan
kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan juga merugikan bagi
individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan
melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat
5.
Memahami
konsep,prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan
penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan
teknologi[2]
Memperhatikan
tujuan mata pelajaran kimia di atas, dapat di elaborasi karakter-karakter yang
perlu ditanamkan dan dikembangkan dari pembelajaran kimia di SMA, diantaranya
iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa atau religius, sadar lingkungan,
jujur, ulet atau kerja keras, rasa ingin tahu, kritis, kerjasama, toleransi,
disiplin, bersikap ilmiah, cinta tanah air, peduli lingkungan, kreatif,
mandiri, komunikatif, dan tanggungjawab.[3]
Seorang guru
kimia harus berpikir secara kritis dan bekerja keras untuk dapat
mengimplementasikan konsep-konsep kimia dan nilai-nilai karakter ke dalam
aspek-aspek pedagogik untuk mengembangkan dan menanamkannya melalui
pembelajaran kepada peserta didiknya. Untuk itu diperlukan penalaran-penalaran
yang mendasarkan dirinya pada metode ilmiah secara deduktif supaya harapan dan
tujuan dari proses pembelajaran sesuai
dengan nilai-nilai karakter yang hendak ditumbuhkan serta proses transformasi
ilmu dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Kemudian berpikir induktif
dalam mengkaji segala sesuatu yang terjadi di lapangan dalam proses
pembelajaran menjadi suatu keharusan untuk dilakukan perbaikan-perbaikan sehingga proses peningkatan kualitas
pembelajaran dapat terus dilakukan.
0 komentar:
Posting Komentar